Selasa, 26 Januari 2021

KELAS 5 TEMA 6_SBdP_Tari Daerah

 Pola Lantai dalam Tarian Daerah


        Bentuk atau formasi tertentu yang dibuat penari dalam sebuah tari dinamakan pola lantai. Pola lantai merupakan garis yang dilalui penari pada saat melakukan gerak tari. Pola lantai ini dilakukan baik oleh penari tunggal, berpasangan, atau penari kelompok.

        Dalam tarian, terdapat dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan lengkung.
👉 Pola garis lurus terdiri atas pola lantai horizontal, vertikal, dan diagonal. 

👉 Pengembangan pola lantai lurus dapat berupa pola lantai zig-zag, segitiga, segi empat, dan segi lima (perhatikan gambar A). 

👉 pola garis lengkung dapat dikembangkan menjadi lingkaran, angka delapan, garis lengkung ke depan, dan garis lengkung ke belakang (lihat gambar B).

        Dua jenis tari daerah yang memiliki pola lantai yang berbeda yaitu :

💦 Tari Jaran Kepang (dari Yogyakarta)
            Tari ini mempunyai pola lantai gabungan antara pola lantai lurus dan lengkung yang sederhana. Pola lantainya antara lain pola melingkar, garis lurus ke depan, dan garis horizontal. Pola lantai ini dibuat untuk formasi penari, tidak memiliki makna tertentu.


💦 Tari Bedhaya Semang (dari Yogyakarta)
            Tari klasik ini mempunyai pola lantai yang sudah tertentu dan mempunyai makna tertentu. Pola lantai yang digunakan memiliki nama tertentu, seperti gawang jejer wayang, gawang tigatiga, gawang perang, dan gawang kalajengking.


Mengenal Tari Pendet dari Bali

        Tari Pendet merupakan salah satu tari tradisonal Bali yang sangat populer. Lahirnya tari Pendet berawal dari ritual sakral Odalan di Pura yang disebut dengan mamendet atau mendet. Mendet dimulai setelah pendeta Hindu mengumandangkan mantra dan setelah pementasan Topeng Sidakarya. Tari ini dipentaskan secara berpasangan atau secara masal dengan membawa perlengkapan, berupa bokor, sesajen, dan bunga. 
        Pendet disepakati lahir pada tahun 1950. Tari Pendet ini masih tetap mengandung kesan sakral dan religius meskipun dipentaskan di sebuah acara yang tidak berhubungan dengan kegiatan keagamaan. Pada tahun 1961, I Wayan Beratha memodifikasi tari Pendet hingga menjadi tari Pendet yang sering kita saksikan sekarang. Beliau juga menambah penari Pendet menjadi lima orang. Setahun kemudian, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menyajikan tarian Pendet massal yang ditarikan oleh 800 orang penari untuk ditampilkan di Jakarta dalam acara pembukaan Asian Games. Kemudian pada tahun 1967, koreografer tari Pendet Modern, I Wayan Rindi, mengajarkan dan meneruskan tarian Pendet kepada generasi muda. Selain Pendet, beliau juga mengajarkan dan melestarikan tari Bali lainnya kepada keluarganya maupun lingkungan di luar keluarganya. 
        Tari Pendet menceritakan tentang dewi-dewi kahyangan yang turun ke bumi. Biasanya tari Pendet ini dibawakan secara berkelompok atau berpasangan oleh remaja putri. Para penari Pendet berbusana layaknya penari upacara keagamaan. Setiap penari akan membawa sesaji berupa bokor yang di dalamnya terdapat bunga warna-warni. Pada akhir tarian,
bunga ini akan ditaburkan ke tamu undangan sebagai sebuah simbol penyambutan. 
        Tari Pendet menggunakan pola lantai yang sangat sederhana dibandingkan pola lantai tarian bali lainnya. Tari Pendet hanya menggunakan pola lantai berbentuk huruf V, pola lantai lurus, dan pola menghadap ke samping kanan dan kiri. Seperti halnya tarian tradisional kebanyakan, pola lantai pada tari Pendet tidak memiliki makna khusus. Tidak seperti tari Bedhaya dari Yogyakarta yang memiliki makna di setiap pola lantai tariannya. 

5 komentar:

PENGERTIAN FORMULA/RUMUS DAN FUNGSI PADA MICROSOFT EXCEL

                 Pengertian formula pada microsoft excel atau rumus excel dan fungsi excel serta komponen penyusun sebuah rumus excel dan si...